Something That Forgotten (Part 3)

something that forgotten 1

“Ne?! Siwon?! Siwon diincar oleh Perusahaan Cho?! Lagi?!”

“Jawabanmu tepat, Heechul. Cari datanya secepatnya.” Kemudian Leeteuk memutus sambungan. Heechul adalah teman seteamnya. Dan tugas Heechul adalah sebagai mata-mata. Sudah beberapa tahun ini Heechul bekerja di bagian ‘putih’ dari perusahaan Cho. Bukan dibagian pembunuh bayaran. Dan ia bisa secara diam-diam mencari data yang diperlukan oleh teamnya. Terbukti ia berhasil dalam beberapa kasus.

“Kau akan selamat Siwon. Pasti. Aku akan melindungimu.” Ujar Leeteuk.

.

Chapter 3

. Continue reading

Something That Forgotten (Part 2)

something that forgotten 1

Title : Something That Forgotten

Main Cast : Wonkyu, Haekyu

Genre : Romance, little bit action, angst (maybe)

Disclaimer : Super Junior adalah milik mereka sendiri. Saya hanya meminjam wajah dan nama. Kalo Kyuhyun sih punya saya /plak

Warning : Typo(s), OOC, BL


Kyuhyun memegang kepalanya yang masih terasa sakit dan pusing.

“Sakit sekali.” Ringisnya. Kini ia sendirian setelah Siwon meninggalkannya tadi. Ia tersenyum kecil melihat tingkah Siwon yang menurutnya lucu. Mengaku-ngaku lebih tua darinya. Padahal sikapnya saja seperti anak kecil.

Entah kenapa, ia tak merasa takut dan sendirian. Harusnya, ia merasa takut karena ia kini bersama orang-orang asing yang tak dikenalnya. Terlebih lagi ia tidak tahu-menahu mengenai identitasnya sendiri.

Lagi-lagi ia tertawa sendiri ketika melihat wajah frustasi Siwon karena tak bisa membalas ocehannya.

“Lucu. Laki-laki yang menarik. Choi Si-Won.” Ujarnya dengan senyum manis diwajahnya. Continue reading

Something That Forgotten (Prolog)

Title : Something That Forgotten

Main Cast : Wonkyu, Haekyu (akan bertambah seiring bertambahnya chapter)

Genre : Romance, little bit action, angst (maybe)

Disclaimer : Super Junior adalah milik mereka sendiri. Saya hanya meminjam wajah dan nama. Kalo Kyuhyun sih punya saya /plak

Warning : Typo(s), OOC, BL


PROLOG

.

.

.

Malam itu begitu gelap. Petir menyambar-nyambar disertai angin kencang. Sosok pemuda berkaus biru muda itu terus berlari menembus hujan badai. Seakan tak peduli pakaiannya ternodai oleh lumpur yang terciprat karena kakinya yang tak berhenti bergerak. Sesekali ia membetulkan letak tas ransel yang dibawanya.

Laki-laki dua puluh tahun itu mulai terengah-engah. Ia berbelok memasuki gang sempit lalu bersembunyi dibelakang bak sampah besar. Menumpukan tangannya dikedua lututnya. Mencoba mengatur napasnya yang sudah tak terkontrol. Sesekali ia menghapus darah kering yang ada disudut bibirnya. Ia menoleh kebelakang.

Continue reading